Jumat, 20 Februari 2015

Cerita kita

                            Don't Say Good Bye

“Peluk aku sebentar saja, biarkan kudengar detak jantungmu. Seirama dengan detak jantungku yang berlomba mencari ketenangan abadi. Biarkan aku memelukmu, setidaknya peluk luka dan perihku sebagai seorang sahabat…”
Jantungku berdetak kencang. Aku memegang dadaku. Aku mencoba mengabaikan detaknya tapi semakin aku mengabaikannnya, justru detak jantungku semakin kencang saat mendengar nama Ikeh kembali disebut. Ikeh, hmm ya Ikeh memang sangat cantik, dia sahabatku yang paling baik. Aku sudah biasa mendengar orang-orang menggosipkannya, bahkan tak sedikit yang membenciku karena dekat dengan Ikeh. Entah kenapa, aku juga tidak tau kenapa aku bisa begitu dekat dengannya. Perkenalan yang tidak disengaja, dan berlanjut menyenangkan.
Ikeh memang sosok yang hangat. Dengan caranya menatapku, mengajariku, bahkan saat dia memarahiku karena dia tidak mau terjadi apa-apa padaku. Ikeh juga yang mengajari aku bermain gitar, mengajari aku naik sepeda di pinggir pantai, dan yang memeluk aku saat sedih. 
Lima tahun aku menahannya, sampai akhirnya dadaku begejolak penuh amarah .. Ada orang lain yang bisa mengubahnya, membuatnya nyaman dan merengkuhnya selain aku. Lalu bagaimana dengan aku? Apa aku masih bisa bertahan? Apa aku masih bisa terus di sisinya.. walaupun hanya sebagai sahabat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar